Sebut Jokowi Tinggal Gunting Pita, AHY Dianggap Berupaya Cari Suara

22 Sep 2022

JawaPos.com – Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah menyoroti langkah Ketua Umum Demokrat Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) yang membandingkan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Cara tersebut dianggap tidak tepat.

“AHY seharusnya mengkampanyekan gagasan ke depan, bukan kembali ke belakang dengan perbandingan,” ujar Dedi kepada wartawan, Kamis (22/9).

Direktur Eksekutif IPO itu menuturkan, semua pihak berhak untuk melontarkan kritik kepada pemerintah. Namun, kritikan harus berbasis data yang akurat.

“Kritik itu tidak masalah. Akan menjadi masalah ketika justru hanya berbasis ketidaksukaan, atau sekedar memantik konflik semata. Ada cara yang lebih politis dan berdampak, semisal mengoreksi kebijakan yang akan dijalankan, bukan yang sudah dilakukan pemerintah,” imbuhnya.

Dedi menilai kritik AHY kental nuansa politis dibandingkan oposisi pada pemerintah. Dia melihat AHY mencoba mendapatkan suara dengan cara menyerang Jokowi.

“Meskipun, ini normatif, hanya statemen tanpa data, beresiko akan dikembalikan ke SBY, yang juga pasti punya kekurangan,” pungkas Dedi.

Sebelumnya, AHY dalam pidatonya di Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Senayan, Jakarta menyatakan, banyak proyek yang diresmikan Jokowi sudah dimulai pembangunannya pada era SBY. Namun, Jokowi dianggap tidak memberikan apresiasi kepada pendahulunya tersebut.

“Kadang-kadang saya speechless juga mengatakannya. Tapi kenapa sih, kita tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakkan landasan, telah dibangun 70 persen, 80 persen, sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita. Terima kasih Demokrat, terima kasih SBY, begitu,” kata AHY, Kamis (16/9).


Comments