Bau Badan: Fenomena Olfactory Fatigue dan Peran Empati Teman dalam Menyikapinya

5 days ago

Ilustrasi bau badan. Foto: Shutterstock

Ketika kita melakukan suatu kegiatan, seperti jalan santai, olahraga, mengangkut barang berat, menaiki tangga, dan beraktivitas di luar ruangan, tubuh kita dapat mengeluarkan cairan yang sering kita sebut dengan keringat. Keringat yang keluar dari tubuh akan bercampur dengan bakteri, kemudian menimbulkan bau tak sedap yang sering kita sebut dengan bau badan.

Bau badan yang timbul tentu saja sangat mengganggu orang lain di sekitarnya. Namun terkadang si pengidap tidak sadar terhadap bau badannya sendiri.

Mengapa bau badan sendiri tidak dapat terdeteksi?

Kita yang notabene memiliki bau badan, sulit untuk mendeteksi bau badan sendiri meski sudah mencium baju yang berada di area yang sering mengeluarkan keringat, seperti ketiak. Keadaan tersebut dapat disebut sebagai fenomena olfactory fatigue, yaitu suatu kondisi di mana reseptor bau pada hidung berada pada puncak "lelah" sehingga informasi bau yang dianggap "biasa" menjadi tidak terdeteksi. Hal ini terjadi karena otak menolak informasi yang sama, yang kemudian dianggap tidak penting lagi.

Fenomena ini mirip seperti saat kita memasuki toilet umum yang bau, dan lama kelamaan kita akan terbiasa terhadap bau tersebut, sehingga dapat pula disebut sebagai adaptasi penciuman.

Bagaimana tanggapan orang di sekitar terhadap bau badan orang lain?

Individu yang memiliki indra penciuman yang sensitif, tentu akan sangat terganggu. Mereka akan menutup hidung, menjaga jarak, bahkan melakukan tindakan ekstrem dengan menghindarinya alih-alih memberitahukan masalah tersebut kepada orang yang bersangkutan.

Banyak orang yang enggan berterus terang kepada orang yang memiliki bau badan. Mereka khawatir akan dianggap mengkritik dan menyakiti perasaan orang tersebut. Akhirnya, mereka lebih memilih diam dan menunjukkan protes melalui tindakan. Bentuk perilaku ini disebut pasif-agresif.

Bagaimana cara menanggapi teman yang mempunyai masalah bau badan?

Sebagai teman yang baik, kita perlu memberi tahu jika ada teman yang memiliki masalah bau badan. Kemungkinan besar, teman kita tidak menyadari masalah itu. Daripada menunjukkan sikap pasif-agresif yang membuatnya merasa tidak nyaman, menegur dengan cara yang sopan justru menunjukkan kepedulian. Sikap pasif-agresif seperti memberi kode atau mengacuhkan masalah tersebut dapat dianggap sebagai tindakan kurang peka.

Carilah timing yang sesuai dengan mengajaknya bicara empat mata dengan santai, di saat hangout atau melakukan kegiatan luar ruangan bareng. Kenali emosi teman dari gaya bicara, apakah dia lebih pendiam dari biasanya? Atau mungkin nada bicaranya terdengar berbeda, seperti lesu, tegang, atau mudah marah? Apakah ada perubahan perilaku yang menjadi petunjuk bahwa ada sesuatu yang mengganggunya? Saat memberi saran, hindari kalimat yang terkesan menyalahkan atau memerintah. Berikan solusi yang mengandaikan diri sendiri terlebih dahulu, agar teman kita mampu menangkap maksud baik dan kepedulian kita terhadapnya.


Comments