Ini Penyebab Surplus Neraca Dagang April 2025 Terendah 60 Bulan Terakhir

14 days ago

Ilustrasi pelabuhan Tanjung Priok. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso buka suara soal rendahnya neraca perdagangan April 2025 sebesar USD 0,16 miliar atau terendah selama 60 bulan terakhir.

Menurut Budi, rendahnya surplus neraca perdagangan pada April ini disebabkan oleh penurunan ekspor imbas faktor luar. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain.

“Jadi kita ekspor Januari-April dibanding tahun lalu kan naik memang 6,65 persen, tetapi Maret-April mengalami penurunan. Jadi setelah kami cek juga di beberapa negara seperti di Malaysia, Filipina, Vietnam,” tutur Budi di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (4/6).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Indonesia pada periode April tercatat senilai USD 20,74 miliar turun dari nilai ekspor Maret 2025 sebesar USD 23,25 miliar.

Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-April sebesar USD 87,36 miliar mengalami peningkatan sebesar 6,65 persen dibandingkan Januari-April 2024 sebesar USD 81,92 miliar.

“Nah kita analisa yang pertama kemarin kan awal April itu masih libur lebaran ya, jadi masih banyak karena libur sehingga ekspor juga berkurang,” jelasnya.

Selain itu, Budi juga menuturkan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga turut menyebabkan nilai ekspor berbagai negara turun, termasuk Indonesia.

Dia mengaku telah berdiskusi perihal ini dengan Mendag dari berbagai negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Kebijakan Trump ini juga membuat banyak eksportir memilih menunggu untuk mengirim barang ke berbagai negara, tidak hanya AS.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (4/6/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan

“Jadi tidak hanya sekadar ekspor ke Amerika, tetapi ekspor ke negara lain pun juga saling menunggu. Apalagi kan sekarang sepertinya belum ada kejelasan lagi gitu, kita juga masih menunggu untuk dijadwalkan negosiasi yang kedua,” jelasnya.

Dari sisi impor dia mengakui adanya kenaikan bahan baku penolong dan barang modal. Menurut dia ini mengindikasikan perekonomian di dalam negeri berjalan.

“Artinya dengan permintaan meningkat untuk barang-barang modal kemudian bahan baku penolong itu ya sebenarnya secara ekonomi kita tumbuh terus ya. Cuma karena memang ekspornya masih sedikit terganggu,” tuturnya.

Dia berharap nilai ekspor akan kembali membaik di Juli tahun ini. Menurut dia Mendag di berbagai negara juga memproyeksi kinerja ekspor akan membaik pada Juli tahun ini.

View post on Instagram
 

Comments