Melihat Keberhasilan Revitalisasi Komunitas Heinidi di Yunnan Lewat Pariwisata

23 days ago

Stone Forest di Kunming, Yunnan Foto: Shutter Stock

Pemerintah China terus mendorong revitalisasi pedesaan yang dulunya tertinggal secara ekonomi menjadi desa dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan mengangkat taraf hidup masyarakat.

Salah satu contoh revitalisasi yang sukses dilakukan oleh China adalah di Komunitas Heinidi yang terletak di Desa Yangjie, Kota Kaiyuan, Provinsi Yunnan.

Komunitas Heinindi di Desa Yangjie merupakan rumah bagi 219 keluarga dengan 869 penduduk dari berbagai etnis, seperti Yi, Miao, Zhuang, dan Han.

Sekretaris Komite Desa Yangjie, Dai Jinhua, Kementerian Keuangan China menerapkan model reformasi 3+3+3 sebagai bentuk ideal dari reformasi pedesaan yang komprehensif.

"Pengalaman kami mencakup tiga aspek utama, [yaitu] bagaimana mengembangkan petani profesional baru, meningkatkan ekonomi kolektif, dan bagaimana mewujudkan tata kelola pedesaan yang efektif," katanya saat menerima jurnalis Asia Pasifik dan mahasiswa asal ASEAN, Minggu (10/11).

Komunitas Heinidi membangun platform layanan untuk petani, menjadi pelopor model koperasi berbasis saham tanah, hingga meningkatkan keteraturan dalam produksi serta operasional. Ia mengatakan, hal ini berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai petani dan memperkokoh fondasi ekonomi desa.

Warga di Komunitas Heinidi juga membentuk Heinidi Agricultural Development Co., Ltd., yang bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam membangun kerangka industri pertanian maju yang dipimpin oleh generasi petani profesional baru.

"Inisiatif ini secara signifikan memperluas peluang pendapatan bagi para warga desa," ujarnya.

Keberhasilan revitalisasi ini menjadikan Komunitas Heinidi tujuan wisata pedesaan. Sebab, Komunitas Heinidi kaya akan budaya etnis karena jadi rumah bagi masyarakat dari etnis minoritas hingga pengalaman budaya bertani.

“Lewat upaya ini, kemampuan tata kelola di tingkat akar rumput pedesaan semakin diperkuat. Rasa aman, kebahagiaan, dan tingkat kepuasan warga desa terus meningkat,” tuturnya.

Hal lain yang menarik dari revitalisasi Komunitas Heinidi ini adalah disewakannya tambang batu kepada perusahaan yang memberikan pemasukan tahunan sebesar 50 ribu RMB bagi komunitas.

“Komunitas ini juga menanam 80 hektare pohon Tabebuia Chrysantha untuk mengembangkan pariwisata desa yang berhasil menarik lebih dari 30 ribu wisatawan dalam waktu hanya 14 hari dan menambah pendapatan sebesar 174,5 ribu RMB. Kami juga memanfaatkan aset kolektif dengan cara yang inovatif," ungkapnya.

Langkah apa yang dilakukan komunitas ini sehingga pemasukan meningkat secara signifikan?

"Langkah pertama adalah menyuntikkan 76 hektare lahan kolektif sebagai saham di perusahaan untuk menanam bunga yang berhasil meningkatkan pendapatan hingga 170 ribu RMB. Kemudian, kami menghidupkan kembali lahan tidak terpakai untuk membangun restoran yang disewakan, menambah pemasukan sebesar 50 ribu RMB. Selanjutnya, kami bekerja sama dengan Hotel Lanting untuk membangun homestay komunitas yang menghasilkan tambahan pendapatan sebesar 40 ribu RMB." ujarnya.

Sementara dari segi pertanian, masyarakat di komunitas ini mempertahankan penanaman tradisional padi dan sayuran sambil mengembangkan produksi bunga yang semakin diminati pasar.

Langkah ini memberikan dampak signifikan. Setiap tahunnya, para petani memperoleh sekitar 7 juta RMB dari hasil sewa tanah, kemudian ditambah dengan pendapatan tambahan sebesar 3 ribu RMB per bulan dari bekerja di taman pertanian.

Untuk sektor bunga, Heinidi kini terkenal dengan bunga krisan berwarna-warni. Terkenalnya bunga krisan di Heinidi membuat komunitas ini menghasilkan nilai output komprehensif sebesar 4 miliar RMB pada tahun 2022.

Pemerintah China, lanjutnya, juga menaruh perhatian pada pentingnya peningkatkan keterampilan petani.

“Yang paling penting adalah bahwa kami telah melahirkan sekelompok petani profesional baru dengan keahlian khusus dalam menanam bunga, yang memberikan mereka penghasilan besar,” pungkasnya.


Comments