8 days ago
China mengeluarkan aturan melarang para pejabat internal untuk menggunakan iPhone di tempat kerja. Hal tersebut diikuti dengan menurunnya saham Apple, bahkan 3 hingga 5 persen pada minggu pertama September.
Hal ini membuat perusahaan asal AS itu sempat kehilangan market cap sebanyak 200 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3 kuadriliun menurut laporan AP. Hal ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan antara AS dan China selama beberapa hari ke belakang.
Wall Street Journal menurut sumber yang tak disebutkan namanya mengatakan, China memerintahkan pejabat di lembaga pemerintah pusat untuk tak menggunakan iPhone atau telepon merek asing lain.
Larangan menggunakan iPhone ini disosialisasikan melalui obrolan grup hingga rapat. Wall Street Journal melaporkan bahwa pembatasan ini adalah langkah terakhir Beijing untuk mengurangi para pejabatnya ketergantungan teknologi asing.
Larangan ini ternyata meluas dalam bidang di luar pemerintahan. Financial Times mengutip enam sumber di China di lembaga pemerintah, perusahaan milik negara termasuk perusahaan teknologi nuklir dan rumah sakit. Mereka juga telah diminta untuk berhenti menggunakan ponsel Apple.
“Beijing berupaya mengurangi ketergantungannya pada teknologi AS, namun (larangan) ini menjadi hambatan besar bagi Apple,” kata Victoria Scholar, kepala layanan investasi ternama Inggris, Interactive Investor.
"(Ini) karena China adalah pasar internasional terbesarnya. (China) berkontribusi sekitar 20% pendapatan (Apple).”