3 hours ago
Sekretariat ASEAN membuka KTT ASEAN Think-Tank ke-2. KTT ASEAN Think-Tank ini merupakan forum dialog antara ASEAN, negara mitra, hingga akademisi untuk mendiskusikan isu hingga tantangan yang dihadapi ASEAN.
Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn mengatakan, keterlibatan mitra eksternal semakin meningkat dan mendalam. Ini menggarisbawahi peran penting lembaga penelitian dan kebijakan dalam memperkuat ASEAN ke depan.
"Inisiatif-inisiatif ini akan membentuk lintasan integrasi dan pembangunan ASEAN di masa depan. Dalam konteks ini, ASEAN memiliki kepentingan strategis ASEAN untuk memperdalam kolaborasi dengan lembaga pemikir dan kebijakan. Kebijakan yang kita hadapi lintas sektoral, lintas pilar, multidimensi, dan bergerak cepat, sehingga membutuhkan kerangka kerja analitisyang segar dan respons yang inovatif," ujar Kao di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (2/10).
Menurut Kao, memperluas keterlibatan ASEAN dengan mitra akademiksi, peneliti, dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting.
"Kolaborasi semacam itu dapat menghasilkan rekomendasi yang tepat waktu dan praktis yang membantu pemerintah bergerak melampaui solusi jangka pendek dan mengadopsi strategi berwawasan ke depan," ujarnya.
Dengan pembentukan KTT ASEAN Think-Tank, Kao mendorong lembaga think-tank untuk mengambil langkah-langkah intelektual dan aktif membentuk debat dan diskusi kebijakan regional dengan cara yang paling konstruktif.
"Dengan menghasilkan gagasan yang konkret, berwawasan ke depan dan dapat ditindaklanjuti, lembaga think-tank khususnya yang ada di kawasan ini dapat membantu ASEAN menghadapi isu-isu penting sekaligus memperkuat sentralitas ASEAN dan kemampuan adaptasinya dalam lanskap internasional yang semakin terpecah-pecah dan terpolarisasi," tuturnya.
Dalam kesempatan itu juga, Profesor Mohd Faiz Abdullah selaku Ketua ASEAN-ISIS mengatakan ASEAN sebagai sebuah institusi harus tetap relevan dengan cara terintegrasi secara erat dan sentralitasnya harus diraih kembali.
"Dan mengingat tantangan terkini dalam tatanan perdagangan global, belum pernah ada integrasi yang lebih dekat dalam ranah ekonomi daripada sekarang. Dan saya menanggapi pernyataan mendesak ini, yaitu memajukan sentralitas ASEAN," kata Faiz.
Faiz yakin bahwa keterlibatan yang lebih luas lewat pengaturan mini-nasional dan organisasi regional seperti GCC, SCO, dan BRICS akan sangat menguntungkan. Dengan syarat ASEAN harus mampu merumuskan kepentingan dengan jelas dan menyelaraskan prioritas secara efektif sebagai kelompok ASEAN.
"Tapi sebelum kita beralih ke inisiatif eksternal, kita harus melihat ke dalam untuk menegaskan sentralitas kita," ujarnya.
Menurutnya, ASEAN masih harus terus mengembangkan dan berbagi praktik dalam mengatasi isu-isu seperti isu maritim yang telah ditandatangani lewat perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Meskipun ini merupakan tonggak penting, ini adalah faktor penentu terendah. Ini merupakan kelemahan, alih-alih batas, dan ASEAN harus memimpin dalam memperkuat kerangka kerja dan kerja sama kita sendiri dalam domain ini. Yang juga tak kalah penting adalah upaya untuk menjaga stabilitas, untuk melawan akar permasalahan.
"Oleh karena itu, mari kita terlibat dengan kuat dan tidak terkekang oleh hambatan birokrasi atau membatasi wacana kita pada apa yang disebut poin-poin pembicaraan resmi. Satu-satunya jalan ke depan adalah terus mendorong batasan dalam gagasan.
"Izinkan saya menegaskan kembali bahwa semangat KTT hari ini bukan sekadar diskusi politik, tetapi juga untuk menemukan dan merumuskan solusi konkret yang akan menghasilkan perbaikan bagi ASEAN dan kawasan," pungkasnya.