20 Nov
Hi!Pontianak - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak nomor urut 1, Edi-Bahasan unggul telak dengan perolehan suara 72,7 persen untuk memenangkan Pilkada pada 27 November 2024 mendatang.
Hasil survei tersebut disampaikan oleh Ikrama Masloman, peneliti senior dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam sesi jumpa pers di Hotel Harris Pontianak pada Rabu, 20 November 2024.
"Saat ini elektabilitas Edi-Bahasan mendapat dukungan dalam rentang 72,8-80,8 persen. Sementara Mulyadi-Harti Hartidjah dengan rentang 19,2-27,2 persen," kata Ikrama Masloman.
Berdasarkan hasil survei kepada 600 responden dengan margin of error sebesar 4 persen, Ikrama memaparkan lima alasan mengapa pasangan Edi-Bahasan dapat unggul telak dibandingkan pasangan Mulyadi-Harti Hartidjah, mulai dari kepuasan terhadap kinerja, kelanjutan kepemimpinan, kemampuan dan kepribadian yang disukai masyarakat, hingga unggul di kalangan gen Z dan milenial serta mayoritas partai.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebesar 80,4 persen pemilih menyatakan sangat puas terhadap kinerja Edi Kamtono dan 75,3 persen pemilih menyatakan cukup puas dengan kinerja Bahasan. Bahkan Edi-Bahasan diinginkan masyarakat untuk kembali menjabat di periode 2024-2029 mendatang dengan perolehan angka sebesar 84,7 persen, sedangkan yang tidak menginginkan mereka untuk menjabat kembali di bawah 11 persen.
Selain itu, Edi-Bahasan unggul dari segi kemampuan dan kepribadian, mulai dari mampu menyelesaikan masalah, berpengalaman dalam memimpin, sering memberi bantuan, hingga berlatar belakang yang sama dengan penilaian hampir lebih dari 80 persen di setiap kategori.
Adapun alasan lainnya, yakni Edi-Bahasan unggul di kalangan pemilih gen Z dan milenial. Tercatat dukungan sebesar 73,9 persen di bawah umur 27 tahun untuk pemilih gen Z dan dukungan sebesar 78,6 persen untuk pemilih milenial dari rentang umur 28 sampai 43 tahun. Dari data ini, kalangan milenial memuncaki dukungan untuk petahana.
Selain di kalangan pemilih gen Z dan milenial, Edi-Bahasan juga unggul telak di semua partai dengan perolehan suara lebih dari 50 persen. Bahkan terjadi split ticket voting pada partai pengusung kandidat Mulyadi-Harti Hartidjah, yang mana petahana unggul di partai mereka.
"Dengan selisih 50 persen lebih dengan penantang, kita berkeyakinan bahwa pilwako Kota Pontianak di ambang dua periode. Dan agak mustahil ada pergeseran suara yang bisa melampaui atau memutar selisih 50 persen ini, kecuali memang ada gerakan money politics atau gerakan pelanggaran yang sangat masif," jelas Ikrama.