Inspirasi Kalimat Pembuka yang Bisa Dipakai Saat Berbicara di Depan Umum

21 Jan 2023

Ilustrasi pemimpin memberikan inspirasi dan motivasi. Foto: Shutterstock

Orang enggak pernah melupakan kesan pertama yang kamu berikan. Ketika membuat kesan yang mendalam pada audiens, kalimat pembuka public speech adalah hal yang sangat penting.

Menciptakan kegembiraan dalam beberapa baris pertama adalah hal yang akan membuat audiens tetap terpikat sampai akhir. Pembicara yang paling hebat selalu berusaha membuat kesan pertama yang diperlukan untuk menarik perhatian audiens.

Sebelum kamu berbicara cobalah untuk memahami audiens, tema, dan suasana acara. Jika audiensnya akrab atau masih muda, menggunakan bahasa informal akan lebih disukai. Kalau sebaliknya, maka bahasa yang lebih formal diperlukan.

Untuk kamu yang bingung kalimat pembuka bagaimana ya agar bisa menarik perhatian audiens? Berikut ini beberapa ide yang bisa kamu gunakan sebagai kalimat pembuka dalam public speech kamu.

Gunakan kutipan

Ilustrasi public speaking. Foto: Shutterstock

Kutipan dari orang terkenal dapat menjadi pembuka pidato yang sangat baik jika kutipan tersebut sudah enggak asing lagi bagi subjek pidato. Kutipan memberikan kesan otoritas dalam pidato.

Lihatlah salah satu contohnya, Steve Jobs pernah berkata bahwa "Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan untuk menjalani hidup orang lain. Jangan terjebak oleh dogma - yaitu hidup dengan hasil pemikiran orang lain."

Membuka pidato dengan kalimat seperti ini bisa sangat kuat dan menambah kredibilitas sebagai pembicara. Kita juga bisa mengutip peristiwa atau penelitian terbaru dari publikasi mana pun. Enggak harus kutipan dari orang terkenal. Misalnya menurut Forbes, "orang yang memiliki pengetahuan tentang keuangan pribadi lebih kaya."

Mengacu pada orang terkenal

Ilustrasi presentasi menghadap audiens. Foto: Shutterstock

Seseorang dapat memulai pidato dengan menceritakan kisah inspiratif dari orang terkenal. Biasanya, ketika seseorang menyebutkan perjalanan, perjuangan, dan kemenangan seseorang yang dulunya hanya manusia biasa seperti orang lain, hal itu memiliki dampak yang luar biasa bagi para hadirin.

Sebagai contoh, "J.K Rowling, penulis seri Harry Potter, kehilangan ibunya saat berusia 25 tahun dan baru saja mulai menulis Harry Potter..."

Referensi ke beberapa peristiwa bersejarah

Ilustrasi presentasi menghadap audiens. Foto: Shutterstock

Berbagai peristiwa bersejarah telah memberi kita banyak contoh teladan yang telah membantu kita berevolusi dan melangkah jauh. Mungkin menggunakan beberapa referensi dari peristiwa bersejarah, terutama dalam konteks budaya dapat menjadi awal yang baik untuk sebuah pidato.

Ceritakan sebuah kisah lucu atau mulailah dengan kalimat-kalimat lucu

Ilustrasi presentasi menggunakan pointer. Foto: Shutterstock

Semua orang suka tertawa. Hal ini langsung membuat orang merasa senang. Untuk itu kamu bisa melibatkan audiens dengan humor karena humor tidak hanya mencairkan suasana, tapi juga memberi energi kepada pendengar.

Cara yang sangat cepat untuk menarik perhatian audiens adalah dengan membuka pidato dengan cerita lucu. Berikut adalah salah satu contoh lelucon lucu dari komedian terkenal Ellen DeGeneres - "Hidup ini singkat. Jika Anda meragukan saya, tanyakan pada kupu-kupu. Rentang hidup rata-rata mereka hanya lima sampai empat belas hari."

"Hidup ini singkat" terdengar seperti pernyataan klise. Namun, Ellen menambahkan elemen lucu pada keseluruhan pernyataan tersebut dan membuatnya lebih menyegarkan. Nah, itu adalah contoh yang bagus tentang bagaimana menggunakan humor dalam berbicara di depan umum.

Mulailah dengan nada yang serius

Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock

Tidak semua peristiwa itu lucu atau normal. Ketika seseorang ingin mengungkapkan masalah yang serius, ia perlu menggunakan kata-kata yang lebih kuat sebagai pernyataan pembuka. Sebagai contoh, krisis perubahan iklim menjadi lebih nyata ketika Greta Thunberg, seorang aktivis lingkungan, berbicara pada KTT Aksi Iklim PBB 2019 sebagai berikut:

"Ini semua salah. Saya seharusnya tidak berada di sini. Saya seharusnya kembali ke sekolah di seberang lautan. Namun Anda semua datang kepada kami, kaum muda, untuk memberikan harapan? Beraninya kalian!"

Gunakan fakta statistik

Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock

Ketika seseorang membuka public speech dengan fakta statistik, hal ini akan menciptakan kesan bahwa ia telah melakukan penelitian yang baik dan memiliki informasi yang valid. Selain itu, menggunakan angka statistik juga membantu dalam membuat materi yang kamu bawakan lebih mudah diingat dan tidak terlalu monoton.

Misalnya, jika seseorang harus memberikan public speech atau pidato tentang "Bagaimana menjadi pembicara yang lebih baik" seseorang dapat memulai pidatonya dengan fakta-fakta yang telah diteliti dengan baik mengenai berbicara seperti ini:

"Menurut penelitian, 61 persen orang merasa gugup sebelum memberikan presentasi. Inilah cara agar Anda bisa..."

Ingatlah kembali kisahmu

Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock

Memulai public speech dengan kisah pribadi akan menciptakan ikatan instan dengan audiens. Hal ini akan membangun pengaruh dan membangkitkan rasa ingin tahu untuk mengetahui lebih lanjut. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk terhubung dengan audiens dan ada kemungkinan audiens atau pendengar akan lebih tertarik dengan apa yang dikatakan seseorang, jika mereka merasakan adanya kesamaan dalam cerita tersebut.

Contohnya, seseorang selalu dapat memulai pidato dengan cara mengingat kembali kisahnya.

"Ketika saya berusia 16 tahun, seorang siswa SMA, orang tua saya hanya memiliki uang untuk membiayai sekolah, tetapi saya adalah siswa yang baik, saya bekerja dengan sungguh-sungguh..." Buatlah sebuah poin untuk menggunakan kisah nyatamu untuk menciptakan ketertarikan dan keakraban dengan audiens.

Minta audiens untuk berimajinasi

Ilustrasi presentasi. Foto: Shutterstock

Meminta audiens untuk membayangkan skenario tertentu adalah seni bercerita yang baik. Hal ini juga menciptakan ketegangan (dengan cara yang baik!) tentang apa yang akan dikatakan oleh pembicara dalam pidatonya dengan membantu mereka memvisualisasikan konten dalam pidatonya.

Sebagai contoh, "Bayangkan Anda mendapatkan nilai yang sangat baik dan berprestasi di sekolah, semua itu karena usaha yang Anda lakukan dan mengikuti rutinitas yang disiplin..." Pernyataan ini akan membantu audiens untuk memvisualisasikan dan terhubung dengan konteks pidato.

Laporan Mutiara Oktaviana


Comments