Wabah COVID-19 Telah Infeksi 80 Persen Populasi China

23 Jan 2023

Sejumlah warga menunggu di luar unit gawat darurat rumah sakit Chengdu, Sichuan, China pada Selasa (27/12/2022). Foto: Tingshu Wang/Reuters

Kemungkinan terjadinya rebound COVID-19 skala besar selama beberapa bulan ke depan di China sangat kecil. Hal karena 80 persen populasi negara itu sudah terinfeksi per Sabtu (21/1).

Perkiraan ini disampaikan kepala ahli epidemiologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Wu Zunyou.

Wu menerangkan, pergerakan massal selama liburan Tahun Baru Imlek bisa menyebarkan pandemi COVID-19 di China.

Namun, gelombang kedua corona tidak mungkin terjadi dalam dua sampai tiga bulan ke depan. Sebab, gelombang epidemi yang sedang berlangsung sudah menginfeksi 80 persen populasi China. Sebagian besar gelombang itu didorong beberapa subvarian dari Omicron.

"Meskipun sejumlah besar orang yang bepergian selama Festival Musim Semi dapat mendorong penyebaran epidemi sampai batas tertentu, gelombang epidemi saat ini telah menginfeksi sekitar 80 persen orang [China]," terang Wu, dikutip dari AFP, Senin (23/1).

"Dalam jangka pendek, misalnya, dalam dua hingga tiga bulan ke depan, kemungkinan gelombang kedua epidemi di seluruh negeri sangat kecil," tambah dia.

Pasien berbaring di tempat tidur dan tandu di lorong di unit gawat darurat rumah sakit, di tengah wabah COVID-19 di Shanghai, China, Rabu (4/1/2022). Foto: Staff/REUTERS

Pernyataan Wu muncul ketika ratusan juta orang China melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk liburan yang selama ini tertunda akibat pembatasan ketat terkait COVID-19.

Mengingat sekitar lima miliar perjalanan diperkirakan terjadi, ada kekhawatiran akan wabah baru di daerah pedesaan yang kurang siap untuk menangani infeksi dalam jumlah besar.

China pun melaporkan hampir 13.000 kematian terkait COVID-19 di rumah sakit antara 13 hingga 19 Januari. Hampir 60.000 orang juga meninggal akibat corona di rumah sakit dalam sepekan per 12 Januari.

Walau begitu, ada keraguan akan data resmi sejak Beijing tiba-tiba menghentikan kebijakan pembatasan corona pada Desember 2022.

CDC China mengatakan, 681 pasien rawat inap meninggal karena gagal napas yang disebabkan infeksi virus corona.

Sementara itu, 11.977 pasien meninggal karena penyakit lain yang dikombinasikan dengan infeksi selama periode tersebut. Data terbaru ini tidak mencakup pasien corona yang meninggal di rumah.


Comments