07 Feb
Presiden Amerika Serikat Joe Biden disindir mengidap penyakit alzheimer oleh putra Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, Shuvael Ben-Gvir. Sindiran itu disampaikan Shuvael dalam postingan di platform X, yang tak lama kemudian dihapus.
Adapun alzheimer adalah gangguan otak yang biasanya diderita orang-orang lansia. Secara umum, gejala alzheimer ditandai oleh penurunan daya ingat, kemampuan berbicara dan berpikir, serta perubahan perilaku.
Dikutip dari AFP, dalam postingan di akun X-nya, Shuvael menulis semacam kalimat seruan untuk menyadari gejala-gejala alzheimer dan mengobatinya sejak dini. Bersama dengan postingan tersebut, ia juga memajang foto Biden.
"Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang kondisi otak degeneratif yang merupakan penyebab paling umum dari penurunan kognitif dan demensia pada orang tua," ungkap Shuvael dengan mencantumkan tagar #JOEBIDEN di bagian bawahnya.
Tak lama kemudian, postingan Shuvael dihapus — menyusul permintaan maaf dari sang ayah, Itamar.
"Shuval, anakku, kesayanganku. Namun malam ini dia melakukan kesalahan besar dalam sebuah tweet yang sangat tidak saya setujui," tulisnya dalam Bahasa Inggris dan Ibrani di platform X.
"Amerika Serikat adalah teman baik kami dan Presiden Biden adalah teman Israel. Tidak ada tempat untuk komentar menghina seperti itu. Saya meminta maaf atas kata-kata anak saya," papar Itamar.
Adapun hubungan antara AS dan Israel — dua negara sekutu sejati, sedikit merenggang dalam beberapa hari terakhir. Itamar sendiri baru-baru ini mengkritik Biden setelah Washington mengambil langkah yang sangat jarang terjadi: menjatuhkan sanksi terhadap empat pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Itamar beserta keluarganya tak lain adalah penganut zionis dan pemukim ilegal di tanah Palestina itu sendiri.
Pada bulan lalu, Itamar juga mengecam AS yang mengkritik Israel atas pemindahan paksa warga Palestina dari wilayah Gaza.
"AS adalah sahabat kami, tapi pertama-tama kami akan melakukan apa yang terbaik untuk Negara Israel: migrasi ratusan ribu orang dari Gaza akan memungkinkan penduduk (Israel) di wilayah (Gaza) untuk kembali ke rumah dan hidup dengan aman dan akan melindungi tentara IDF (Israel)," beber Itamar di platform X saat itu.