Arya Daru Disebut Burnout, Keluarga: Tak Pernah Menceritakan Beban Berat

7 days ago

Diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan. Foto: X/@IndonesiaPenang Foto: Dok. Istimewa

Motif kematian diplomat Kemlu Arya Daru Pangayunan belum secara tegas diungkap kepolisian. Dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, polisi dan ahli yang terlibat dalam penyelidikan mengungkap soal barang bukti hingga kondisi kesehatan fisik hingga mental Arya Daru.

Mereka antara lain menyebut Arya mengalami burnout di masa akhir kehidupannya karena tugasnya sebagai diplomat di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu. Hal ini antara lain diketahui dari upaya Arya Daru mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada 2021.

Burnout adalah suatu kondisi kelelahan fisik, emosional, atau mental yang ekstrem yang disebabkan oleh stres jangka panjang atau berulang. Ini adalah sindrom yang dihasilkan dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.

Terkait kondisi burnout ini, keluarga mengatakan Arya Daru tak pernah menceritakan beban-beban berat.

"Terkait dengan beban kerja, perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu kan pasti ada beban. Dan kan pasti ada juga berbagai macam halnya, hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada. Kurang lebih seperti itu," kata kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus, saat ditemui jurnalis rumahnya di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/7).

Kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus, ditemui di kediamannya di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Selasa (29/7/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Menurut Bagus, Arya Daru selalu berdiskusi dengan istrinya dalam segala hal.

"Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini, dengan cukup baik," beber Bagus yang merupakan kakak dari istri Arya Daru ini.

Soal kondisi mental hingga Arya Daru mengakses layanan kesehatan mental secara daring, apa tanggapan keluarga?

"Namanya konsultasi ya, mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apa pun itu, saya rasa itu kan merupakan hal pribadi, ya. Jadi saya tidak bisa, kami tidak mengomentari hal itu," kata Bagus.

Keluarga Berharap Terus Diselidiki

Keluarga percaya pihak berwajib akan bekerja berdasarkan kaidah-kaidah profesionalisme. Keluarga berharap penyelidikan kasus ini terus dilakukan polisi.

"Betul (berharap penyelidikan lanjut). Karena kan tadi dari Direskrimum (Polda Metro Jaya) juga sudah menyampaikan bahwa ini belum tuntas. Berarti kan masih ada hal-hal yang perlu didalami lagi oleh beliau-beliau, para penyidik. Nah, itu kita tunggu bersama nanti bagaimana hasil ke depannya, gitu," bebernya.

Masyarakat luas diminta untuk turut mengawal kasus ini.

"Kami juga mengajak kepada teman-teman media dan masyarakat luas untuk ikut mengawal jalannya proses ini dengan empati, kemudian informasi yang cukup berimbang dan objektif," harap Bagus.

Apsifor Ungkap Hasil Forensik Psikologi

Sebelumnya, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) mengungkapkan hasil forensik psikologi terhadap Arya Daru.

Psikologi forensik dilakukan melalui berbagai metode, di antaranya melalui penggalian informasi kepada keluarga hingga kerabat Arya Daru.

Hasil forensik psikologi menunjukkan bahwa Arya Daru dikenal sebagai pribadi dengan karakter yang positif, bertanggung jawab, sangat diandalkan, dan peduli terhadap lingkungan.

"Sebagai sosok yang positif di lingkungan, almarhum kesulitan mengekspresikan negatif tekanan tinggi. Bagaimana almarhum memandang lingkungan, memandang masa depan, berupaya tidak menunjukkan di depan orang lain," kata Ketua Umum Apsifor Nathanael E. J. Sumampouw dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7).

Jumpa pers kasus kematian diplomat Arya Daru di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Foto: Jonathan Devin/kumparan

Selain itu, Arya Daru diketahui mengalami burnout karena tugasnya sebagai diplomat di Direktorat Perlindungan WNI Kemlu.

"Bahwa masa-masa akhir kehidupannya sebagai diplomat, almarhum mulai melakukan tugas melindungi WNI, menjalankan tugas profesional sebagai rescuer bagi WNI yang terjebak situasi krisis," jelasnya.

"Peran itu menuntut empati yang tinggi, ketahanan psikologis. Ini menimbulkan dampak burnout, fatigue. Dinamika psikologis itu kami temukan di akhir kehidupan," ujarnya.

Kondisi tersebut, lanjut Ketum Apsifor, mempengaruhi proses pengambilan keputusan Arya Daru terkait cara kematiannya.

Ditemukan juga riwayat Arya Daru berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara daring pada 2021.

Pada tahun itu merupakan periode pandemi COVID-19.


Comments