Cara Mencegah Bayi Cedera pada Fase Eksplorasi

15 hours ago

Ilustrasi ibu mengajak bayi bermain. Foto: Shutter Stock

Sebuah kejadian yang menimpa bayi usia 10 bulan menjadi pengingat penting bagi orang tua tentang keamanan rumah. Saat sedang bermain, kelingking bayi tersebut tertimpa meja hingga mengalami luka cukup serius dan harus dijahit. Peristiwa ini terjadi begitu cepat, di ruang yang sehari-hari dianggap aman oleh keluarga.

Menurut dokter spesialis anak yang juga expert kumparanMOM dr. Aisya Fikritama, Sp.A, kasus seperti ini sebenarnya cukup sering terjadi pada bayi usia 9–12 bulan. Ya, karena di fase ini bayi mulai aktif merangkak, berdiri, hingga berjalan sambil berpegangan (cruising).

Rasa ingin tahu mereka sangat besar, sementara kemampuan refleks melindungi diri belum berkembang sempurna. Kombinasi inilah yang membuat risiko cedera di rumah meningkat jika lingkungan belum benar-benar disiapkan untuk fase eksplorasi bayi.

Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Orang Tua di Rumah

Ilustrasi mainan bayi. Foto: Ana Sha/Shutterstock

dr. Aisya mengingatkan, memasuki usia 10 bulan, rumah sebaiknya diperlakukan sebagai zona aman bayi. Artinya, orang tua perlu meninjau ulang tata letak dan jenis barang yang ada di sekitar area bermain anak.

Meja kecil atau meja ringan dengan kaki ramping, misalnya, berisiko mudah terguling saat ditarik atau didorong bayi. Begitu juga barang berat yang diletakkan di atas meja seperti vas, pot, atau galon kecil, yang bisa jatuh dan melukai anak.

“Sudut meja yang tajam, televisi tanpa bracket, lemari tanpa pengunci, hingga kabel dan taplak meja panjang juga sering luput dari perhatian. Padahal, benda-benda ini mudah dijangkau dan ditarik oleh bayi. Benda berbahan kaca, keramik, atau logam, sebaiknya disimpan jauh dari area eksplorasi anak,” kata dr. Aisya kepada kumparanMOM, Rabu (17/12).

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah agar area bermain anak aman:

  1. Memasang pelindung sudut meja
  2. Mengunci laci
  3. Menempelkan furniture ke dinding
  4. Menggunakan alas bermain yang empuk bisa sangat membantu menurunkan risiko cedera.

Selain lingkungan, cara bermain juga perlu disesuaikan dengan usia bayi.

“Bermain di dalam rumah relatif lebih terkontrol jika menggunakan playmat, balok lunak, bola besar, atau push walker yang stabil. Buku kain dan mainan sensorik juga aman untuk bayi yang sedang belajar berdiri dan berjalan,” jelas dr. Aisya.

Aktivitas di luar rumah tetap boleh dilakukan untuk stimulasi, seperti bermain di halaman rumput atau taman, asalkan selalu didampingi dan dihindarkan dari permukaan keras, licin, atau area yang terlalu ramai.

“Prinsipnya, bayi boleh mengalami jatuh kecil untuk belajar, tetapi bukan dari risiko benda berat atau sudut tajam,” tambah dr. Aisya

Jika kecelakaan tetap terjadi dan bayi mengalami luka berdarah cukup banyak, orang tua perlu melakukan pertolongan pertama dengan tenang seperti:

  1. Tekan luka menggunakan kain bersih atau kasa selama 5–10 menit tanpa sering membuka untuk mengecek.
  2. Jika darah tembus, tumpuk kain tanpa melepas lapisan awal.
  3. Hindari mengoleskan kopi, bedak, atau ramuan apa pun.
  4. Segera bawa ke IGD jika luka menganga atau perdarahan sulit berhenti.

“Bayi yang aktif adalah tanda tumbuh kembang yang baik. Tugas orang tua bukan membatasi eksplorasinya, melainkan memastikan lingkungan aman agar risiko bahaya bisa ditekan,” pesan dr. Aisya


Comments