IKN Dikritik, Badan Otorita Beberkan Investasi Capai Rp 47,5 T

30 Jan

Kepala OIKN Bambang Susantono dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, pada Selasa (30/1/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan

Badan Otorita membeberkan total investasi yang masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui proses groundbreaking telah capai Rp 47,5 triliun. Hal ini juga merespons kritik pedas terhadap megaproyek di Kalimantan Timur tersebut.

Kepala OIKN Bambang Susantono menyebutkan kini telah dilakukan sebanyak empat kali groundbreaking dan akan segera menjajaki groundbreaking kelima.

“Sudah ada empat kali groundbreaking gitu, dan nilainya kalau kita total investasi publik seperti LPS dan BI, dan (investasi) swasta (yaitu) lembaga-lembaga non pemerintah yang melakukan groundbreaking. Nah, itu kita sebut investasi publik ya. Jadi Rp 47,5 triliun,” kata Bambang saat ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Selasa (30/1).

Sementara, untuk komitmen murni investasi swasta, lanjut Bambang, mencapai Rp 35,9 triliun. “Kemudian yang swastanya dari situ yang benar-benar murni, itu kira-kira Rp 35,9 triliun,” tambah Bambang.

Adapun fasilitas yang telah dibangun dari keempat groundbreaking ini, kata Bambang meliputi fasilitas kesehatan, hunian, hotel, tempat niaga untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hingga pusat hiburan.

Bambang menyebut, IKN akan dibangun menjadi kota yang layak huni dan lovable atau layak dicintai.

“Kami ingin agar kota ini punya ekosistem yang lengkap. Jadi nggak cuma fasilitas publik saja, kantor pemerintah saja, kampanye kita kan kota ini tidak hanya layak huni, tapi juga dicintai. It's not only a livable city, but also a loveable city,” jelas Bambang.

Dalam data yang dipaparkan Bambang, sudah ada 6 hotel yang dibangun di IKN, meliputi hotel yang digarap Konsorsium Nusantara, hotel yang digarap Pakuwon, hotel yang digarap Vasanta, hotel yang digarap Jambuluwuk, hotel yang digarap Balikpapan Super Block, hingga hotel yang digarap BSH Karya Mandiri.

View post on Instagram
 

Kemudian ada 5 proyek hunian, terdiri dari dua proyek pembangunan apartemen dan rumah tapak yang digarap Konsorsium Nusantara dan Pakuwon, hingga tiga proyek apartemen yang digarap BSH Karya Mandiri, Pakubuwono, dan Balikpapan Super Block.

Selanjutnya ritel dan logistik ada delapan proyek yang dibangun, meliputi proyek mal yang digagas Konsorsium Nusantara, Pakuwon, dan Pakubuwono, Community HUb BSH Karya Mandiri, area perbelanjaan Balikpapan Super Block, Sentra Unggul Nusantara (SUN Hub), Pos Indonesia, dan Wulandari Bangun Laksana (Warehouse Park).

Selanjutnya ada pembangunan perkantoran, meliputi kawasan yang dibangun oleh Konsorsium Nusantara, Pakuwon, Vasanta, BSH Karya Mandiri, Pakubuwono, Balikpapan Super Block, dan BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk fasilitas pendidikan, di IKN sudah dibangun Nusantara Intercultural School (NIS), juga revitalisasi SDN 20 Sepaku oleh Yayasan Pendidikan Astra.

Sementara, untuk rumah sakit ada 3 yang sudah dimulai pembangunannya, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Mayapada, dan Rumah Sakit Abdi Waluyo.

Kemudian ada juga dua proyek energi dan transportasi, yaitu dari Blue Bird Group yang menggarap transportasi listrik dan PLN yang membuat PLTS 50 megawatt. Terakhir fasilitas area hijau yang dibangun oleh investor swasta yaitu miniatur hutan tropis oleh Danone-Aqua, juga Green Pesantren oleh Katadata Green, Jejak-In Benihbaik.

Dalam catatan kumparan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia merespons eks Kepala BKPM periode 2016-2019, Thomas Lembong yang vokal mengkritik pembangunan IKN. Saat ini Tom Lembong merupakan Co-captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN).

"Sahabat saya ini kadang-kadang halusinasinya tingkat tinggi. Pertama saya katakan bahwa total rancangan investasi di IKN itu kurang lebih Rp 500 triliun. Di mana kebijakan negara 20 persen dari APBN. Berapa 20 persen, kalau itu Rp 500 triliun berarti Rp 100 triliun. Kalau Rp 400 triliun berarti Rp 80 triliun," kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Rabu (24/1).

Bahlil mengatakan investasi sebesar itu tidak sekaligus langsung diguyur ke IKN. Paling tidak butuh waktu 10-20 tahun paling cepat untuk merealisasikan semuanya.

"Kalau zaman dia (Tom Lembong) dulu, baru investasi baru masuk dia sudah ngomong duluan. Zaman saya enggak boleh," kata Bahlil.


Comments