Israel Klaim Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah

6 days ago

Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nassrallah. Foto: Anwar Amro/AFP

Militer Israel mengeklaim gempuran serangan udaranya telah menewaskan pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.

Serangan pada Jumat (28/9) malam itu menargetkan markas besar Hizbullah di pinggiran selatan Beirut, kawasan yang dikenal sebagai Dahiyeh.

Namun hingga kini Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi terkait kondisi Nasrallah.

Di sisi lain, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengumumkan 'pencapaiannya' melalui media sosial X pada Sabtu (28/9).

"Militer Israel berhasil melenyapkan Hassan Nasrallah, pemimpin organisasi teroris Hizbullah," tulisnya, seperti dikutip dari Reuters.

"Nasrallah tidak akan lagi meneror dunia," tulis militer Israel lainnya.

Menurut laporan media Israel, Nasrallah yang telah memimpin Hizbullah selama 32 tahun dianggap sebagai target utama Israel sejak ketegangan antara kedua pihak meningkat.

Gelombang Serangan

Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel di kota Baalbeck, Lebanon, di lembah Bekaa pada 23 September 2024. Foto: Nidal Solh/AFP

Serangan udara Israel pada Sabtu (29/9) pagi menjadi bagian dari serangan yang lebih luas di berbagai wilayah Lebanon. Gelombang serangan ini menyusul aksi besar-besaran yang dilancarkan pada hari sebelumnya.

Aksi brutal tersebut telah menewaskan enam orang dan melukai 91 lainnya, meski beberapa laporan menyebutkan angka korban tewas bisa mencapai ratusan.

Sejauh ini spekulasi terkait keadaan Nasrallah masih terus berkembang. Dalam informasi sebelumnya, beberapa sumber dari Hizbullah menyatakan bahwa Nasrallah "masih hidup dan sehat".

Pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah (tengah). Foto: AFP/ANWAR AMRO

Selain mengeklaim telah membunuh Nasrallah, militer Israel juga menegaskan bahwa mereka telah berhasil menewaskan dua komandan penting Hizbullah sebelumnya, yakni Muhammad Ali Ismail, komandan unit rudal Hizbullah, serta wakilnya, Hossein Ahmed Ismail.

Kematian Nasrallah akan membawa dampak besar bagi dinamika konflik di Timur Tengah karena dirinya dianggap sebagai simbol perlawanan dan kekuatan Iran di Lebanon.

Di Majelis Umum PBB, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan tak akan menghentikan serangannya terhadap Hizbullah dan Hamas sebelum mencapai kemenangan total, meskipun ada tekanan internasional untuk gencatan senjata.


Comments