Isu Kebencanaan Jadi Fokus Pendidikan Pramuka DIY untuk Generasi Z dan Alpha

8 hours ago

Pelantikan pengurus Kwarda Gerakan Pramuka DIY Periode 2025-2030di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (15/12). Foto: Dok. Pemda DIY

Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan isu kebencanaan sebagai fokus strategis utama dalam pengembangan pendidikan Pramuka bagi generasi Z dan Alpha. Fokus ini diarahkan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan dasar menghadapi situasi darurat di tengah meningkatnya risiko bencana alam.

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, menyampaikan bahwa secara statistik generasi muda akan menghadapi frekuensi bencana yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Kondisi tersebut menuntut penguatan keterampilan non-digital yang bersifat praktis dan aplikatif.

“Jadi secara statistik mereka itu akan mengalami bencana alam yang jauh lebih banyak,” kata GKR Hayu usai agenda pelantikannya sebagai Ketua Kwarda DIY periode 2025–2030 di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Senin (15/12).

Ketua Kwarda Gerakan Pramuka DIY, GKR Hayu. Foto: Dok. Pemda DIY

Ia menekankan pentingnya kemampuan bertahan hidup dan kemandirian dasar, terutama dalam kondisi ketika teknologi tidak dapat diandalkan. Menurutnya, pendidikan Pramuka memiliki peran strategis dalam menyiapkan anak-anak menghadapi situasi tersebut.

“Paling nggak saya membayangkan, saya bisa membekali anak saya itu, bukan hanya digital skill, tapi juga ketika terjadi banjir, ketika terjadi bencana alam yang lain, nggak ada listrik, dia bisa membantu diri sendiri,” ujarnya.

GKR Hayu menilai ketergantungan generasi muda terhadap teknologi menjadi tantangan tersendiri saat menghadapi kondisi darurat. Oleh karena itu, Pramuka diposisikan sebagai ruang pembelajaran nyata yang mengajarkan keterampilan lapangan, kedisiplinan, serta kemampuan mengambil keputusan dalam situasi krisis.

View post on Instagram
 

Dalam kepengurusan periode 2025–2030, Kwarda DIY juga memperkuat bidang kebencanaan dengan melibatkan para praktisi yang memiliki pengalaman langsung di lapangan, termasuk pengalaman pada level internasional.

“Di kepengurusan Kwarda banyak yang praktisi. Kak Noto (KPH Notonegoro) experience beliau untuk crisis management dan kebencanaan itu levelnya sudah internasional. Jadi selain dengan senior yang sudah known as the best di bidangnya, juga saya tampilkan dengan muda,” tambahnya.

Ia menyebut pembaruan arah kebijakan tersebut menjadi bagian dari evaluasi menyeluruh pendidikan Pramuka, dengan menempatkan kebutuhan dan tantangan nyata yang dihadapi anak-anak sebagai dasar pengembangan program.

Kepengurusan Kwarda DIY Periode 2025–2030 Dilantik

Pelantikan pengurus Kwarda Gerakan Pramuka DIY Periode 2025-2030di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (15/12). Foto: Dok. Pemda DIY

Kepengurusan Kwarda Gerakan Pramuka DIY periode 2025–2030 dilantik pada Senin (15/12). Pelantikan dilakukan langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kompleks Kantor Gubernur DIY.

Susunan pengurus inti Kwarda DIY periode 2025–2030 antara lain Ketua Kwarda GKR Hayu; Wakil Ketua Bidang Organisasi, Hukum, Perencanaan, dan Pengembangan, Danang Setiadi; Wakil Ketua Bidang Pembinaan Anggota Muda, Amik Setiaji; Wakil Ketua Bidang Pembinaan Anggota Dewasa, KPH Notonegoro; Wakil Ketua Bidang Usaha, Kerja Sama, Sarana, dan Prasarana, Srie Nurkyatsiwi; serta Wakil Ketua Bidang Kebudayaan dan Pengembangan Kearifan Lokal, Chairul Agus Mantara.


Comments