Kondisi Ibu Hamil yang Perlu Jalani Operasi Caesar

23 Mar

Ilustrasi persiapan operasi caesar. Foto: jomphong/Shutterstock

Bagi Anda yang sedang menunggu-nunggu kelahiran bayi di dalam kandungan, maka perlu mempersiapkan banyak hal. Salah satunya metode persalinan yang akan dijalani.

Terkadang, beberapa ibu hamil memiliki keinginan untuk melahirkan secara pervaginam. Sehingga, mereka banyak melakukan berbagai latihan tubuh hingga pernapasan agar bisa melahirkan pervaginam.

Namun, tidak selamanya keinginan tersebut berjalan sesuai dengan rencana karena berbagai faktor, terutama kesehatan ibu dan janin. Menjelang hari persalinan, dokter bisa saja merencanakan operasi caesar bila ada masalah atau kondisi yang mencegah bayi lahir secara pervaginam. Sehingga, operasi caesar akan dipilih dokter bila melihat ada tanda-tanda darurat bahwa persalinan melalui vagina akan berisiko.

Siapa Saja Ibu Hamil yang Perlu Menjalani Operasi Caesar

Nah Moms, dikutip dari Baby Center UK, tujuan operasi caesar adalah melahirkan bayi yang sulit untuk dilahirkan secara pervaginam. Bisa juga karena ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.

Beberapa alasan inilah yang membuat dokter kemungkinan memutuskan Anda untuk operasi caesar:

  • Bayi berada dalam kondisi yang tidak biasa, seperti sungsang atau melintang.
  • Masalah pada plasenta, misalnya plasenta yang menutupi jalur pembukaan serviks (plasenta previa).
  • Ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi gestasional) hingga preeklamsia.
  • Ibu hamil dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau diabetes.
  • Pernah punya riwayat kehilangan bayi, baik sebelum atau selama persalinan.
  • Hamil bayi kembar.
  • Masalah pada bayi, seperti tidak tumbuh dengan normal di dalam rahim.
  • Ibu mempunyai infeksi, seperti herpes aktif atau HIV yang tidak diobati, karena dapat menular ke bayi jika dilahirkan secara pervaginam.
  • Melahirkan di usia yang sudah tidak lagi muda, atau sekitar di atas 40 tahun.
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Foto: Shutterstock

Beberapa dokter juga bisa memutuskan utuk melakukan operasi caesar darurat, Moms. Dalam kondisi ini, tim medis akan segera membawa Anda ke ruang bersalin untuk memastikan Anda mendapat penanganan yang cepat. Beberapa kondisi yang membuat operasi caesar darurat dilakukan, antara lain:

  1. Telah menjalani persalinan normal, tetapi berjalan sangat lama dan bayi tidak kunjung keluar. Ini dapat terjadi pada persalinan yang diinduksi atau spontan. Hal tersebut bisa terjadi karena leher rahim Anda tidak terbuka selama tahap awal persalinan, atau terjadi masalah saat Anda mengejan untuk mendorong bayi keluar dari jalan lahirnya.
  2. Bayi dalam posisi yang menyulitkan untuk dilahirkan lewat vagina.
  3. Kesehatan ibu menurun di tengah proses persalinan.
  4. Detak jantung atau kadar oksigen bayi mulai berkurang.
  5. Tali pusat melewati leher rahim sebelum bayi keluar, atau disebut prolaps tali pusat. Ada bahaya tali pusat yang terjepit saat lahir, karena dapat memutus pasokan oksigen ke bayi.
  6. Bekas luka operasi caesar sebelumnya robek kembali.
  7. Mengalami pendarahan hebat saat melahirkan.

Bolehkah Ibu Hamil Memilih Operasi Caesar Tanpa Alasan Medis?

Terkadang beberapa ibu ingin operasi caesar bukan karena alasan medis. Ada beberapa pertimbangan yang bisa didiskusikan bersama dokter bila pada akhirnya Anda memutuskan tidak melahirkan secara pervaginam, yaitu:

  • Pernah memiliki riwayat persalinan pervaginam yang sulit dan traumatis, sehingga Anda cemas hal itu terulang kembali.
  • Khawatir dan takut tentang nyeri persalinan hingga kontraksi berjam-jam, yang dapat membuat trauma persalinan lebih kecil.
  • Ingin menghindari risiko intervensi selama persalinan, seperti induksi dan forceps.

Jadi, apa pun kekhawatiran Anda, sebaiknya bicarakan dengan bidan atau dokter kandungan Anda. Mereka pun akan membantu meyakinkan Anda tentang metode persalinan yang terbaik. Mau melahirkan pervaginam atau operasi caesar, Anda tetap ibu yang terbaik kok, Moms!


Comments