11 Nov 2023
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan musim panen pertama di tahun 2024 akan mundur 2 bulan jadi sekitar Mei-Juni. Hal ini imbas fenomena El Nino membuat musim kemarau terjadi lebih panjang di tahun ini.
Meski terjadi kemunduran musim panen, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memastikan stok beras aman karena ada cadangan beras pemerintah (CBP) yang dimiliki Bulog sebesar 1 juta ton.
"Cadangan pangan kita pastikan di atas 1 juta ton, Bulog punya. Harga (urusan) berikutnya, yang nomor satu availability dulu," tegasnya saat ditemui di kawasan Pupuk Kujang Cikampek, Sabtu (11/11).
Dia mengatakan, normalisasi harga beras juga akan diupayakan pemerintah dengan bantuan pangan 10 kilogram beras kepada 22 juta keluarga penerima manfaat yang juga diperpanjang hingga Juni 2024.
"Sekarang ada bantuan pangan, jadi desil 1 yang 22 juta warga Indonesia yang perlu dibantu sudah dapat. Tapi kan tidak fair juga yang di tengah sehingga kita harus stabilisasi, SPHP (operasi pasar) semua kita jalankan," tutur Arief.
Arief menuturkan, selama musim kemarau panjang kemarin, pemerintah sampai melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) bersama tim BMKG untuk mengamankan pasokan pangan.
Akhirnya, kata dia, hujan baru mulai turun di November ini. Arief menuturkan, pihaknya sudah mulai mempersiapkan musim tanam 1 yang molor 2 bulan dari seharusnya di September 2023.
"Dengan kemarin Agustus, September, Oktober ini kita belum turun hujan, turun hujannya baru akhir November dan Desember, jadi panen agak mundur," ungkap Arief.
Arief menuturkan, pihak Bapanas bertugas menyiapkan stock bridging sampai panen terjadi di sekitar Mei-Juni 2024. Harapannya, tugas tersebut juga didukung oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk mengamankan stok pupuk selama masa tanam.
"Ya mundur 2 bulan. Berarti sekitar bulan Mei ya, April Mei Juni gitu ya, mudah-mudahan hasilnya baik. Kuncinya salah satunya pupuk," tutur dia.
Dia memaparkan, 70 persen panen tanaman padi terjadi di masa tanam semester I, sementara di semester II adalah sisa panen. Dengan demikian, dia berharap masa tanam ke depan sukses sehingga tidak perlu impor beras lagi ke Vietnam atau Thailand.
"Kita berdoa mudah-mudahan jadi ekonominya jangan dibina ke Vietnam, ekonominya jangan dipindah ke Thailand, ekonominya ada di Indonesia produksi jauh dari mereka semua lho, dan gap antara kebutuhan konsumsi dan produksi itu yang harus kita tingkatkan," kata Arief.