RI Punya 29 Lokasi Potensial untuk Pembangkit Nuklir, dari Banten hingga Papua

10 Dec

Peneliti BRIN melakukan pengecekan kolam reaktor nuklir di fasilitas Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy di kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (15/7/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO

Dewan Energi Nasional (DEN) membeberkan kajian rencana lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Setidaknya ada 29 lokasi potensial, dengan 4 lokasi yang akan diprioritaskan.

Anggota DEN dari Pemangku Kepentingan Kalangan Akademisi, Agus Puji Prasetyono, mengatakan total kapasitas PLTN yang bisa dibangun di 29 lokasi tersebut mencapai 54 gigawatt (GW).

"Ada sekitar 29 lokasi potensial untuk kita bangun energi nuklir, yang semuanya itu nanti total adalah 45-54 gigawatt," ungkapnya saat Anugerah DEN 2024, Selasa (10/12).

Agus menjelaskan daerah-daerah tersebut umumnya berada di luar Jawa, tujuannya untuk menumbuhkan ekonomi kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

Ditemui usai acara, Agus menjelaskan lebih lanjut terkait hasil kajian lokasi potensial PLTN di Indonesia. Setidaknya ada 3 pertimbangan yang mendasari penentuan lokasi tersebut.

"Satu adalah harus bebas dari tsunami. Dua adalah jauh dari volcano. Tiga adalah jauh dari sesar, garis-garis gempa, itu harus paling tidak 5 kilometer," tuturnya.

Agus menyebutkan, DEN menyaring dari total 29 lokasi potensial menjadi 4 lokasi prioritas untuk pembangunan PLTN, yakni salah satunya dekat sumber permintaan, misalnya kawasan industri smelter.

"Empat yang prioritas itu Kalimantan Barat, Bangka Belitung, terus kemudian Sulawesi Tenggara, satu lagi adalah Halmahera, Maluku Utara," ungkapnya.

Anggota DEN dari Pemangku Kepentingan Kalangan Akademisi, Agus Puji Prasetyono, saat Anugerah DEN 2024, Selasa (10/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Tantangan Gempa

Dia menyebutkan ada satu tantangan besar pembangunan PLTN di lokasi prioritas tersebut, yaitu berada di daerah yang rawan gempa.

Menurutnya, tantangan tersebut bukan harus dihindari, melainkan dicari solusinya, berkaca dari keberhasilan Jepang yang meskipun rawan gempa, tapi sudah membangun PLTN dengan masif.

"Jepang itu nuklir semua di daerah gempa. Kenapa dia bisa? Kenapa kita tidak? Nah itu sekarang ini PR kita, bagaimana caranya membangun PLTN untuk menumbuhkan ekonomi kita 8 persen tapi itu di daerah gempa," tegas Agus.

Saat ini sudah ada rencana pembangunan PLTN pertama di Indonesia berkapasitas 250 MW. Berdasarkan peta jalan, PLTN itu diharapkan bisa masuk transmisi (on grid) di tahun 2032.

"Itu prioritas ya, nanti mana dulu. Karena yang 250 MW itu hanya sebagai public acceptance saja. Sebelumnya itu nuklir diprotes terus kan, itu kita akan lihat dulu akseptabilitas masyarakat. Baru nanti percepatan ditingkatkan setelah itu," ujarnya.

Berdasarkan peta jalan pengembangan pembangkit nuklir yang tercantum dalam Revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN), pada tahun 2031-2035, PLTN pertama di Indonesia sebesar 250 MW terbangun. Lalu pada 2036-2040 ditargetkan kapasitas PLTN naik menjadi 8 GW.

Kemudian pada tahun 2041-2050, target kapasitas PLTN bisa naik hingga 21 GW. Sementara pada tahun 2060, kapasitas PLTN diharapkan naik menjadi 45-54 GW.

Ilustrasi reaktor fusi nuklir. Foto: Shutterstock

Berikut daftar lokasi potensial pembangkit nuklir di Indonesia berdasarkan kajian DEN:

  1. Tanjung Balai (Sumatera Utara)
  2. Pangakalan Susu (Sumatera Utara)
  3. Batam (Kepulauan Riau)
  4. Bintan (Kepulauan Riau)
  5. Bangka Barat (Kepulauan Babel)
  6. Bangka Tengah (Kepulauan Babel)
  7. Bangka Selatan (Kepulauan Babel)
  8. Bojanegara (Banten)
  9. Muria (Jawa Tengah)
  10. Gerokgak (Bali)
  11. Sambas (Kalimantan Barat)
  12. Pulau Semesa (Kalimantan Barat)
  13. Pantai Gosong (Kalimantan Barat)
  14. Muara Pawan (Kalimantan Barat)
  15. Pagarantimur (Kalimantan Barat)
  16. Keramat Jaya (Kalimantan Barat)
  17. Kendawangan (Kalimantan Barat)
  18. Airhitam (Kalimantan Barat)
  19. Kualajelai (Kalimantan Barat)
  20. Sangatta (Kalimantan Timur)
  21. Samboja (Kalimantan Timur)
  22. Babulu Laut (Kalimantan Timur)
  23. Morowali (Sulawesi Tengah)
  24. Muna (Sulawesi Tenggara)
  25. Toari (Sulawesi Tenggara)
  26. Tanjung Kobul (Maluku)
  27. Teluk Bintuni (Papua Barat)
  28. Timika (Papua Tengah)
  29. Merauke (Papua Selatan)

Comments