17 hours ago
Senyum semringah mulai tampak dari warga korban terdampak banjir dan longsor di Desa Pagaran Lambung I, Adiankoting, Tapanuli Utara (Taput). Bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak sudah berdatangan, termasuk jaringan listrik dan internet berangsur normal.
Warga di pengungsian mulai sibuk memasak berbagai bahan makanan yang datang. Sebagian lain tampak mulai membuka ponsel mereka, mengabari keluarga tentang kondisi mereka.
Tapanuli Utara memang jadi salah satu lokasi terparah terdampak banjir-longsor di Sumut. Sejumlah daerah di sana bahkan sempat terisolir.
“Kami semua lancar dari bantuan-bantuan, dari donasi maupun dari pemerintah semua sudah sampai. Jadi untuk fasilitas komunikasi ada bantuan berupa Starlink dan hari ini, listrik baru hari ini hidup,” ucap Hiras saat ditemui di Gereja HKI Parsingkaman, Tapanuli Utara, Sumut, dikutip Kamis (4/12).
Hiras mengakui, adanya perangkat Starlink dari pemerintah sangat membantu warga untuk bisa berkomunikasi dengan sanak saudara mereka yang ada di luar daerah.
“Agak legalah kami ketemu dan berbicara dengan keluarga di luar daerah sini. Karena berita di sini pun, atau di media sosial beritanya sangat mencekam. Jadi keluarga sangat khawatir. Tapi puji Tuhan, sekarang semuanya sudah bisa berkomunikasi, dan keadaan sekarang sudah kondusif. Mudah-mudahan ini makin cerah, makin bagus, tidak ada lagi bencana,” harapnya.
Kecamatan Adiankoting merupakan wilayah terdampak banjir dan longsor paling parah di Kabupaten Taput, Sumatera Utara. Total ada 23 korban tewas di wilayah tersebut. Kondisi jalan nasional dari dari Tarutung menuju Tapanuli Tengah dan Sibolga juga sempat terputus tersebut karena longsor.
Saat ini, akses jalan nasional yang melewati Parsingkaman mulai lancar meski di KM 33,5 jalan masih tertutup material longsoran. Tim dari BNPD, TNI dan Polri masih berjibaku membersihkan material longsor agar jalan menuju Tapteng dan Sibolga bisa segera diakses.
“Masyarakat sini pokoknya sekarang ini sudah lega. Bantuan perbaikan jalan pun sudah datang, bantuan untuk pencarian korban pun sudah datang dari 3 hari yang lalu, 4 hari yang lalu. Pokoknya puji Tuhan lah semuanya sudah lancar,” tambah dia.
“Kami sangat berterima kasih semuanya karena bisa dirasakan bantuannya oleh masyarakati. Jadi mudah-mudahan Tuhan selalu memberkati semua yang memberikan bantuan,” tutupnya.
Bupati Tapanuli Utara Jonius Taripar Hutabarat sempat meninjau sejumlah lokasi terdampak yang dilakukan pengerukan menggunakan alat berat.
Termasuk akses jalan yang masih tertutup material longsor di KM 33,5, sekitar 30 kilometer dari Kota Tarutung dan 30 kilometer lagi menuju Sibolga.
“Jadi terima kasih kepada seluruh lembaga. Kepada kelompok masyarakat. Baik pribadi, ataupun organisasi yang telah membantu kami. Kami juga semaksimal mungkin menyalurkan bantuan-bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana,” ujarnya.
Jonius berterima kasih kepada BNPB, TNI, Polri yang telah memberikan segala bantuan baik logistik maupun tenaga dalam rangka penanggulangan bencana banjir dan longsor di wilayahnya.
“Jadi semua saya lihat ini bersatu-padu, berkolaborasi untuk membantu ini,” tegasnya.
Polri juga memberangkatkan Kapal Polri Wisanggeni 8005 untuk memperkuat penanganan banjir di Aceh, terutama Aceh Tamiang sebagai wilayah prioritas. Kapal berangkat pada 3 Desember 2025.
Sebanyak 183 personel dikerahkan ke lokasi bencana, terdiri dari 117 personel Polda Aceh—yang meliputi Brimob, Reskrimum, Reskrimsus, Resnarkoba, Dokkes, TIK, Humas, SDM, Roops, dan Provos—serta 68 personel dari Mabes Polri yang berasal dari Satpas Korbrimob Polri dan SSDM.
Mereka diperbantukan (BKO) untuk memperkuat Polres Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Langsa, dan Lhokseumawe. Mereka juga akan membantu penanganan bencana di lokasi itu.
Bantuan logistik diberangkatkan dari gudang Biro Logistik Mapolda Aceh menuju Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, dan diangkut menggunakan Kapal Wisanggeni 8005 tujuan Krueng Geukueh, sebelum dilanjutkan distribusinya ke lima wilayah.
Setiap Polres menerima bantuan dengan komposisi seperti beras, mie telur, gula, mie instan, kopi, sabun, bihun, minuman sereal, air mineral, pampers, pembalut, dan losion anti nyamuk.
Pengerahan personel dan logistik melalui Kapal Wisanggeni ini menjadi langkah percepatan penanganan darurat, terutama di Aceh Tamiang yang akses daratnya masih terhambat. Polri memastikan bantuan tiba tepat waktu dan dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak bencana.