Suasana Horor saat Ledakan Gudang Amunisi di Bogor: Kayak Bom, Anak-anak Nangis

31 Mar

Gudang peluru Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya di Bogor meledak pada Sabtu malam (30/3/2024). Foto: Dok. Istimewa

Sebuah gudang berisikan amunisi tiba-tiba saja meledak pada Sabtu (30/3) jelang waktu Maghrib. Sontak hal itu membuat terkejut warga sekitar.

Ledakan yang cukup besar pun membuat getaran yang menyerupai gempa bumi, meski tidak dalam skala yang besar.

Begitulah kira-kira yang digambarkan Uus, pekerja proyek di Kota Wisata yang ngontrak di Kampung Parung Pinang, RT 01/11 Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

"Awalnya kayak suara bom meledak, terus bunyi sampai kenceng. Setelah buka puasa kita mau makan malah enggak jadi karena kaget, itu warga teriak-teriak semua, pada nangis juga keluar semua," ujar Uus saat bercerita, Minggu (31/3).

Hingga pukul 22.00 WIB, suara ledakan belum juga berhenti. Api yang membubung tinggi itu menjadi tontonan warga yang juga keluar menyelamatkan diri.

Ledakan itu tak hanya menimbulkan suara maupun kobaran api saja.

"Saya tinggal di situ baru 2 minggu selama bulan puasa, sama teman-teman anak proyek ngontrak. Suasananya panik itu semua, getarannya juga makin berasa kayak gempa," ucap Uus.

Rumahnya masih dalam radius aman, jadi tidak terdampak. Menurutnya, rumah-rumah warga yang lebih dekat dengan gudanglah yang hancur.

Plafon jebol, kaca jendela yang pecah, hingga dinding retak.

"Banyak ibu-ibu yang bawa anak kecil juga lari-larian pada nangis. Malah banyak yang nggak pada bawa baju, lagi abis buka puasa soalnya," tuturnya.

Ia bersama warga lainnya akhirnya mengungsi di kediaman Kepala Desa Ciangsana, Udin Saputra.

Warga terdampak ledakan gudang amunisi Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 07/155 GS Kodam Jaya berada di posko pengungsian Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO

Keesokan Harinya

Keesokan harinya, Minggu (31/3), ia diizinkan pihak Kodam Jaya mengambil sejumlah barang. Ia tidak memilih harta benda yang lain, ia hanya mengambil tas dan baju untuk salinan.

"Semalam mah belum (boleh pulang ke rumah). Sekarang sudah diambil. Tadi minta izin ke tentaranya boleh masuk 10 orang 10 orang. Ya cuma salinan aja baju gitu sama tas, baru boleh jam 10 pagi tadi," ungkap Uus.

Uus merasa sedih sebab 2 hari lagi, ia mengaku ingin pulang kampung ke Sukabumi.

"Ya pengin sih segera selesai dibereskan, soalnya saya juga 2 hari lagi ini mau pulang ke Sukabumi jadi nggak bisa," jelasnya.

"Pokoknya diselesaikan lah, supaya warga juga bisa kembali ke rumah gitu," pungkasnya.


Comments