4 hours ago
Telkomsel Jaga Cita, pilar sosial dari inisiatif Environment, Social, and Governance (ESG) Telkomsel, menunjukkan dampak nyata dalam mendorong pemerataan akses pendidikan di Indonesia. Melalui program Ilmupedia Tryout UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) 2025, seorang remaja di Parepare, Sulawesi Selatan, berhasil meraih mimpinya menembus bangku Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Muhammad Alim Praditya Rahman, siswa SMA Negeri 2 Parepare yang ayahnya seorang kuli bangunan dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga, memendam cita-cita untuk mengenyam pendidikan tinggi. Keterbatasan ekonomi tak pernah memadamkan semangat dan usahanya meski jalan menuju gerbang universitas terasa terjal dan penuh tantangan.
Alim kemudian mengikuti Ilmupedia Tryout UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) 2025 yang digelar Telkomsel. Hasilnya, ia berhasil menjadi salah satu pemenang nasional atau Top Scorer program dengan skor 602,6.
"Alim menjadi orang kedelapan dari secara nasional yang memiliki nilai skor tertinggi UTBK tertinggi. "Syaratnya adalah masuk ke delapan besar untuk skor tertinggi dan kemudian masuk ke dalam perguruan tinggi nasional," ungkap Gumilar H. N Ali, Manager CSR Environment & Ecosystem Telkomsel, saat memaparkan dampak program sosial perusahaannya pada kumparan Green Initiative Conference 2025, Jakpus, Kamis (18/9).
Fasilitas dari inisiatif Telkomsel Jaga Cita itu memberinya akses setara untuk berlatih dan mengukur kemampuannya, bersaing dengan ribuan siswa lain dari seluruh penjuru negeri. Delapan peserta dengan skor tertinggi di tingkat nasional akan mendapatkan dana bantuan pendidikan senilai ratusan juta rupiah, dengan syarat minimal passing grade 600 dan diterima di PTN.
Buah manis kerja kerasnya ini menjadikan sebagai salah satu peraih skor UTBK tertinggi secara nasional dengan menempati peringkat ketujuh. Prestasi gemilang ini pun membawanya diterima di Intitut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie di Parepare.
"Ayahnya seorang kuli bangunan dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Tapi mimpinya tentu tidak menghalangi usahanya untuk bisa melanjutkan pendidikan di jenjang selanjutnya," kata Gumilar.
Kisah Alim menjadi bukti nyata bagaimana program pemberdayaan dapat mengubah hidup dan mewujudkan mimpi yang tampaknya mustahil. Begitupun cerminan dari tujuan utama pilar Telkomsel Jaga Cita, yaitu mendorong inklusivitas dan membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi talenta-talenta muda Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.
Program ini merupakan bagian dari kerangka ESG Telkomsel yang lebih besar, yang juga mencakup Telkomsel Jaga Bumi untuk lingkungan dan Telkomsel Jaga Data untuk keamanan digital.
(Telkomsel Jaga Cita) ini sebagai inisiatif bagaimana Telkomsel mengembangkan talenta-talenta untuk membuka atau mendorong terkait dengan inklusivitas dan juga akses terkait dengan berbagai pendidikan.- Gumilar H. N Ali, Manager CSR Environment & Ecosystem Telkomsel -
Dari sebuah rumah sederhana di Parepare, cerita Alim kini menginspirasi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan semangat, kerja keras, dan adanya kesempatan yang tepat, sekat-sekat keterbatasan dapat diruntuhkan.
Program seperti Telkomsel Jaga Cita menunjukkan bagaimana sinergi antara teknologi dan kepedulian sosial mampu menjadi motor penggerak untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya dan berprestasi.