26 Jul
Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi mengatakan perlu adanya insentif untuk setiap inisiatif yang berdampak pada pengurangan emisi.
"Saya tidak pernah bosan kalau teman-teman tanya insentif, berikan lah insentif kepada program-program yang bisa mengurangi emisi, berikan kepada produk-produk yang sudah diproduksi dalam negeri, bukan impor kalau produksi dalam negeri bisa kontribusi langsung terhadap perekonomian nasional," jelas Anton di sela-sela pameran GIIAS 2024.
Toyota memiliki gerakan Beyond Zero yang baru diresmikan pada tahun ini. "Ini kampanye untuk cabon neutral menjadi zero menuju zero dari carbon," katanya.
Dari sisi elektrifikasi, Toyota kata Anton mengunggakan pendekatan multi-pathway dengan menyediakan berbagai pilihan kendaran elektirifikasi xEV.
"Tidak harus memiliki mobil tertentu misal BEV baru bisa kontribusi terhadap emisi semua orang bisa kontribusi," katanya.
Sehingga pabrikan menyediakan line-up dari berbagai teknologi mulai dari Hybrid EV, Plug-in Hybrid EV, dan Battery EV. "Mudah-mudahan ke depannya FCEV (Fuel Cell EV)," tutur Anton.
Di samping itu, pengembangan flexy fuel dan kendaraan LCGC juga menjadi penting untuk mendorong masyarakat bisa berkontribusi terhadap penurunan emisi.
"Terakhir belum bisa beli mobil. Kita bisa memilah sampah atau tanam mangrove. Di GIIAS ada Rangga yang jadi pengumpul sampah-sampah untuk bisa buang dan recycle," katanya.
Menurut data Anton, Toyota menguasai 45,8 persen pasar xEV. Di mana Kijang Innova Zenix HEV menjadi pemimpin diikuti oleh Yaris Cross HEV, dan Alphard HEV.
Bila menilik 10 besar, mayoritas memang dihuni oleh produk-produk Toyota yang totalnya ada empat model. Kemudian, jika dilihat dari distributor PT Toyota-Astra Motor (TAM) maka akan bertambah dengan beberapa lini hibrida Lexus.